Mulyoko , peternak domba dari Kabupaten Wonogiri mendatangkan sejumlah domba unggulan dari beberapa negara. Domba-domba itu didatangkan untuk dikawinsilangkan dengan domba type lain sehingga memperoleh keturunan genetik yang lebih unggul.
Beberapa type domba impor yang didatangkan, antara lain domba dorper Afrika, awassi Suriah, texel Belanda, merino Australia, hingga sanen Swiss.
Domba-domba itu saya membeli untuk dikawinsilangkan dengan domba-domba lokal. Tujuannya memperbaiki genetik atau keturunan sehingga domba yang dihasilkan makin berkualitas
Pemilik Sekar Mendho Farm Desa Pare RT2 RW3 Kecamatan Selogiri itu mencontohkan, domba dorper Afrika mempunyai beberapa type keunggulan. Yakni bobotnya dapat meraih 100 kilogram per ekor. Karkasnya terbilang besar dibandingkan dengan domba type lain, meraih lebih dari 55%.
“Berat daging dan tulangnya meraih separuh lebih,” terangnya.
Karena keistimewaan itulah domba dorper kini ngetrend di kalangan peternak Indonesia. Harga pejantan indukan domba dorper Afrika dapat meraih Rp 25-27 juta per ekor. Setelah dikawinsilangkan dengan domba lokal, bobot keturunannya sedikit turun jadi sekitar 80-90 kilogram per ekor. Harga keturunan domba dorper itu berkisar Rp 7 juta per ekor.
Adapun awassi Suriah merupakan domba dengan postur paling besar. Bobot maksimalnya apalagi dapat meraih 145 kilogram per ekor. Harga domba awassi dari Suriah itu terhitung berkisar Rp 25-27 juta per ekor.
Sementara itu, domba texel Belanda telah banyak dikembangkan peternak di Wonosobo. Domba texel terhitung mempunyai postur tinggi besar dengan bobot maksimal meraih 80 kilogram per ekor. Harganya berkisar Rp 4-6 juta per ekor.
“Saya terhitung mendatangkan domba sanen Swiss yang merupakan domba perah. Kalau disilangkan dengan kambing Jawa Randu nanti hasilnya kambing Sanen Peranakan Etawa (Sapera). Di Indonesia telah banyak. Harga domba sanen asli dari Swiss sekitar Rp 27 juta,” katanya.
Yoko terhitung membeli domba merino Australia. Namun, domba merino menurutnya tidak sesuai untuk disita dagingnya. Pasalnya, kadar lemak atau gajihnya tinggi.
“Kambing merino ini lebih sesuai untuk wisata atau hobi sebab bentuknya menarik, wol atau bulunya tebal,” ujarnya.
Para peternak menurutnya wajib mengawinsilangkan ternaknya untuk tingkatkan mutu genetik. Selama ini, peternak lokal banyak yang mengawinkan ternaknya secara inbreeding atau perkawinan sedarah.
“Contohnya, induk dikawinkan dengan anaknya. Nanti mutu keturunannya dapat menurun,” terangnya.